Saturday, September 24, 2016

Melakukan Sendiri Jual-Beli Saham. Perlukah?

Di bulan Januari 2016 saya menyurvey pembaca blog ini dengan pertanyaan ini:

Kalau anda ingin investasi dalam bentuk saham, pilih mana:

1. Lakukan sendiri jual/beli saham di bursa saham
2. Beli reksadana saham
3. Beli Exchange Traded Fund (ETF)
4. Beli asuransi unit link saham


Total 172 suara masuk (terima kasih untuk anda-anda yang meluangkan waktu memilih) dengan hasil sebagai berikut:

149 suara memilih melakukan sendiri jual/beli saham di bursa saham
  35 suara memilih membeli reksadana saham
    7 suara memilih membeli Exchange Traded Fund (ETF)
    2 suara memilih membeli asuransi unit link saham

[Catatan: pada survey ini, pemilih diperbolehkan memilih lebih dari 1 pilihan.]


Dari jawaban yang masuk, mayoritas memilih melakukan sendiri jual/beli saham di bursa saham.

Hasil ini tidak mengejutkan karena mayoritas pembaca blog ini adalah orang-orang yang ingin belajar main saham. Jadi, saya simpulkan bahwa pengunjung blog ini adalah orang-orang yang  berminat melakukan sendiri jual/beli saham.

Suatu tekad yang baik dan perlu saya acungi jempol.

Tapi . . .

Dari pengalaman selama ini, saya menemukan bahwa MAYORITAS peminat belajar saham biasanya hanya bertahan jual/beli saham secara aktif kurang dari 1 tahun. Setelah itukarena rugi atau karena hasilnya tidak sesuai harapan atau karena keterbatasan waktu luang mereka meninggalkan investasi/trading saham.

Ini juga bukan hal yang mengejutkan.

Fakta kehidupan adalah HANYA SEGELINTIR orang saja yang akan sukses di setiap bidang. Artinya, banyak yang akan mencoba-coba tapi hanya sedikit saja yang bertahan. Dari yang bertahan, hanya segelintir yang bisa mendapat penghasilan yang memadai.

Tapi . . .

Ada 1 hal penting yang membedakan main saham dengan usaha/profesi lain: anda  TIDAK HARUS melakukan sendiri jual-beli saham untuk menikmati untung dari main saham.

[Kalau anda berharap menjadi penyanyi sukses, anda HARUS BISA menyanyi sendiri. Sulit untuk mencari penghasilan berkesinambungan sebagai penyanyi kalau anda mengandalkan orang lain menyanyi untuk anda (lip sync).]

Bagaimana caranya?

Anda bisa ikut main saham dengan membeli reksadana saham. Anda bisa ikut main saham dengan membeli Exchange Trade Fund (ETF). Anda juga bisa ikut main saham (tapi tidak saya sarankan) dengan membeli asuransi unit link saham.

Intinya: tidak semua orang perlu main saham sendiri secara langsung. Kalau anda tidak tertarik, tidak berminat, tidak punya waktu luang, (merasa) tidak punya kemampuan untuk main saham sendiri tapi anda ingin bisa ikut merasakan keuntungan dari saham, pertimbangkan untuk membeli reksadana atau ETF.




Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2016 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

1 comment:

  1. Kalau tak ada waktu buat trading.
    Mending beli saham yg kuat buat jangka panjang... atau ada pilihan lain vakum di saham beralih yg ngga bikin pusing kayak obligasi negara/emas/deposito... reksadana fee beli 1% lebih fee jual 2% lebih....


    ANTM saya jual ..eh..sekarang ANTM malah terbang nggak sampai seminggu 645 ke 820.. begitu juga TLKM ... tapi saya punya PWON di harga 610.... saya scapler pakai dana margin, dana margin sangat resiko buat scapler apalagi dana margin broker saya hanya bisa beli saham LQ45 pilihan terbatas,, nanti setelah menemukan karakter saya akan menambah deposit... sekarang masih takut tambah deposit soalnya kata bang Iyan 90% pemula alami kerugian... di tunggu postingan berikutnya

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.