Page List

Saturday, June 23, 2012

Arti Istilah "Right Issue" di Bursa Saham Indonesia, Bagian I

(Catatan: Pos ini dikutip TANPA IZIN oleh Ellen May di cetakan pertama buku Smart Trader, Rich Investor, The Baby Steps. Silahkan baca pos "Ellen May dan Penerbit Berjanji Mencantumkan Sumber Kutipan Pada Buku Cetakan Berikutnya dan bandingkan isi buku tersebut dengan pos ini.)


"Right issue" adalah aksi korporasi yang dalam bahasa Indonesia disebut Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Apa sebenarnya "right issue" ini , bagaimana ikut serta "right issue" dan apa pengaruhnya bagi pemain saham?


Apa Itu "Right Issue"

Kata "right" pada "right issue" adalah bahasa Inggris yang artinya adalah "hak," bukan "right" yang berarti "kanan" bukan juga "right," yang artinya "benar, betul." "Issue" artinya "menerbitkan." Jadi kalau diterjemahkan kata per kata dari bahasa Inggris, "right issue" artinya "menerbitkan hak."

Pertanyaan selanjutnya: siapa yang menerbitkan "right"? Hak apa yang diterbitkan? Siapa yang berhak mendapat "right"? Mengapa "right issue"? Apa dampaknya?


Siapa Yang Menerbitkan "Right"

"Right" diterbitkan oleh perusahaan setelah mendapat persetujuan dari mayoritas pemegang saham. Artinya, "right issue" adalah aksi yang dipilih dilakukan oleh pemegang saham mayoritas. Kalau anda adalah pemegang saham jumlah kecil, anda mau tidak mau harus ikut keputusan mayoritas pemegang saham.


Hak Apa Yang Diterbitkan

Yang diterbitkan adalah hak ("right") memesan saham baru yang akan dijual oleh perusahaan. Yang boleh membeli saham baru ini adalah orang-orang yang memiliki "right." Tidak punya right, tidak bisa beli saham baru.

Dengan kata lain, yang boleh membeli saham baru (menyetor modal tambahan) adalah pemegang saham lama. Kalau anda bukan pemegang saham, anda tidak boleh ikut beli saham baru.

Coba anda bandingkan "right issue" dengan "IPO" dengan membaca pos "Arti Istilah 'IPO' di Bursa Saham."


Siapa yang Berhak Mendapat "Right" 

Yang mendapat "right" adalah pemegang saham yang memiliki saham sampai hari EX "right issue." (Untuk mengerti istilah "ex, " silahkan klik dan baca pos "Arti Istilah 'Cum' dan 'Ex' Dividen.") Persentase "right" yang mereka miliki adalah sama dengan persentase kepemilikan saham mereka pada perusahaan.


Mengapa "Right Issue"

Tujuan "right issue" adalah menambah modal perusahaan. Mengapa perlu menambah modal perusahaan? Mari kita lihat ilustrasi berikut.

Aletta dan Mirnia pada tahun 2010 masing-masing menyetor modal sebesar Rp 50 juta (total Rp 100 juta) untuk berkongsi berdagang pakaian wanita di pasar Cengkareng. Dalam dua tahun ini, toko mereka padat dikunjungi pembeli. Sukses toko ini mendorong Aletta dan Mirnia untuk membuka toko kedua di pasar Bojong.

Masalahnya, untuk membuka toko di Bojong ini mereka butuh modal Rp 100 juta, sedangkan kas perusahaan (dari laba yang didapat selama dua tahun ini) cuma ada Rp 40 juta. Artinya, mereka butuh suntikan modal Rp 60 juta. Kalau dilakukan di bursa saham, proses suntikan modal inilah yang disebut "right issue."


Dampak "Right Issue"

"Right Issue" berdampak pada PERSENTASE kepemilikan saham.

Perhatikan: pada tahun 2010 Aletta dan Mirnia masing-masing memiliki 50% saham pada toko mereka. Kepemilikan 50% ini memberi mereka "hak memesan" 50% saham baru yang akan mereka terbitkan.

Dalam konsep "right issue" besarnya hak memesan saham baru adalah sama dengan PERSENTASE kepemilikan pada saat itu. Kalau memiliki 50% saham berarti berhak membeli sampai dengan 50% saham baru; kalau memiliki 10% saham berarti berhak membeli sampai dengan 10% saham baru.

Pada contoh di atas, Aletta dan Mirnia masing-masing berhak memesan sampai dengan 50% saham baru (50% dari Rp 60 juta = @ Rp 30 juta). Kalau mereka masing-masing menyetor Rp 30 juta, kepemilikan saham mereka dalam struktur baru tetaplah sama.

Satu hal yang sangat penting: Pemegang saham lama mempunyai "hak memesan" saham baru tapi ini adalah hak, bukan kewajiban. Artinya mereka boleh saja TIDAK menggunakan hak mereka.

Jadi misalnya Mirnia hanya mau menyetor Rp 10 juta dan memberikan hak yang tidak ia gunakan ke Aletta. Ini berarti Aletta menyetor Rp 30 juta haknya dan Rp 20 juta dari hak yang dialihkan Mirnia, total Rp 50 juta. Ini berarti Mirnia melepaskan sebagian haknya yang menyebabkan PERSENTASE kepimilikannya mengecil.

Figure 1. Persentase Kepemilikan Sebelum dan Sesudah Right Issue

Karena tidak menggunakan "hak memesan" sepenuhnya, Mirnia yang semulanya memiliki 50% saham, setelah "right issue" hanya memiliki 37.5% saham.
 
Ilustrasi di atas adalah contoh "right issue" ketika pemegang saham hanya dua orang. Di bursa saham, pemegang saham jumlahnya ribuan atau lebih. Tapi konsepnya sama. Kalau anda menggunakan semua "hak memesan" anda, persentase kepemilikan saham anda tetap sama. Kalau anda tidak menggunakan semua "hak memesan" anda, persentase kepemilikan saham anda akan terdilusi/mengecil.

Sekarang anda sudah tahu apa itu "right issue," mengapa "right issue" dilakukan, dan dampaknya bagi pemilik modal. Tapi bagaimana cara main "right issue" di Bursa Saham Indonesia? Silahkan lanjut baca ke pos "Arti 'Right Issue' di Bursa Saham Indonesia, Bagian II." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]

Figure 2. Buku Ellen May Smart Trader Rich Investor Jiplak Blog Terus Belajar: Main Saham
 
Figure 3. Buku Ellen May Smart Trader Rich Investor, The Baby Steps Jiplak Blog Terus Belajar: Main Saham







Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

60 comments:

  1. ditunggu kelanjutan yang bagian II gan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kira pos ini tidak ada peminatnya, maka dari itu belum saya lanjutkan.

      OK, secepat mungkin saya lanjutkan.

      Delete
  2. mau tanya dong kalo investor lama tidak mau membeli dan masih ada jumlah saham tersisa apakah saham akan ditawarkan ke publik ? terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya tidak mengerti pertanyaan anda ttg "jumlah saham tersisa." Bisa tolong diperjelas maksud anda?

      Delete
    2. mungkin maksud'y gini, kalo yg sy tangkap tentang pertanyaan diatas,
      misal ada kasus sprti aletta dan mirnia yg sudah dicontohkan diatas, kan si aletta dan mirnia itu dpt hak masing2 30jt, tp mirnia cuma ambil 10 dan yg 20-nya diambil sm si aletta, jd aletta beli hak sbesar 50. nah lalu gmn kalo si aletta cuma mau beli 40, berati kan ada sisa 10 tuh, trs jd yg 10-nya itu digimanain ? apa dijual ke publik atau gmn gitu.
      makasih..

      Delete
    3. Jumlah saham tersisa, biasanya, dibeli oleh pembeli siaga.

      Delete
  3. mau tny donk maksud dari ini apa ya, saya lihat di blog lain..
    Apabila pemegang saham tidak ingin membeli tambahan saham baru maka ia bisa menjual rights nya ke orang yang mau membeli saham tersebut.
    thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pemegang saham lama akan mendapat RIGHTS yang akan diperdagangkan pada masa tertentu yang sudah ditentukan. Pada saat RIGHTS tersebut diperdagangkan, investor yang tidak mau "menebus" RIGHTS tersebut bisa menjualnya.

      Tapi kalau anda tidak menebus dan juga tidak menjual RIGHTS sampai akhir masa perdagangan, RIGHTS tersebut HANGUS dengan sendirinya.

      Delete
    2. dalam jangka waktu berapa lama ya kl rights itu hangus?
      nah kl utk warrant itu apa bedanya ya sama rights?
      yg ingin saya tanyakan jg, apa benar Biasanya warrant diterbitkan bersama obligasi. Sebagai bonus karena membeli obligasi??

      Delete
  4. 1. Rights hangus setelah masa perdagangannya habis.

    2. Warrant tidak sama dengan rights. Mirip tapi tidak sama.

    3. Bisa saja obligasi berbonus warrant. Right issue juga kadang ada yg berbonus warrant.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ok makasih mas iyan, boleh donk lanjut bagian II nya..
      hehe

      Delete
  5. saya mendapatkan right issue x lembar dengan harga y/lembar
    harga per lembar yang ditawarkan dalam right issue tersebut lebih tinggi dari harga existing di pasar saham
    saya mempunyai waktu untuk penebusan atau penjualan adalah 6 des session 1
    apa yang harus saya lakukan?
    terima kasih atas sharing dan informasinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih penjelasannya
      Pas sekali anda dengan contoh cowl:p
      Dlm berita disebutkan sbb:
      Cowell Development Tbk (COWL) melakukan PUT I dalam rangka (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) HMETD (rights issue) sejumlah 4.115.987.041 saham atau sebesar 84,5% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT I, dengan nilai nominal Rp 100/saham yang ditawarkan dengan harga penawaran sebesar Rp 220/saham, dengan rasio 20:109.

      Apa maksud dri nilai nominal itu?
      Fyi saja saat ini sbnrnya saya sdh tidak punya saham cowl..jadi ya masih bingung keuntungan dan kerugiannya right issue ini hehehe

      Delete
    2. Harga nominal tidak penting untuk pemain saham. (Tidak ada hubungan langsung dengan harga saham sebenarnya.) Hapus saja dari ingatan.

      Delete
    3. Siap kang
      Terimakasih sharingnya semoga bisa memberikan pengetahuan bagi semua pengunjung websitenya

      Delete
    4. Kalau harga "exercise" (tebus) righs adalah di atas harga pasar pada saat itu, tidak masuk akal untuk menebus rights tersebut karena anda bisa membeli saham (sejumlah right yang anda punya) DI BAWAH harga tebus.

      Contoh:

      Katakan anda punya 10 lot rights COWL.
      Harga tebus rights = 220
      Harga saham pada saat tersebut = 200

      Daripada anda menebus right sebanyak 10 lot dgn membayar Rp 220, lebih baik anda MEMBELI saham tersebut di pasar pada harga Rp 200.

      Tidak berarti anda harus melakukan hal ini karena apa yang harus anda lakukan tergantung apa yang anda mau.

      Kalau anda mau persentasi kepemilikan anda tetap sama, beli saham di pasar sejumlah rights. Kalau anda tidak peduli dengan penurunan persentase kepemilikan, biarkan rights hangus dan tidak melakukan apa-apa.

      Delete
  6. koq pos ini enga disambung? saya masih agak rancu antara right issue dan stock split. contohnya kyk TLKM yg kmrn barusan stock split 1:5. Yang saya dengar jika ada stock split nilai saham kita akan terdilusi alias kita rugi, tapi saya belum ada gambaran maksudnya ruginya brp persen atau bagaimana? Mgkn Bung Iyan bisa bantu ceritakan skenario nya, supaya ada gambaran maksud dari terdilusi itu separah apa. Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sambungan pos ini sepertinya masih belum saya lanjutkan dalam waktu dekat karena masih banyak tulisan lain yang ingin saya publikasikan. Jadi coba saya jawab di sini ya.

      STOCK SPLIT TIDAK mendilusi kepemilikan saham. Stock-split HANYA memecah harga saham.

      Dalam kasus TLKM yang stock-split 1 (saham lama) menjadi 5 (saham baru), kalau Bobby sebelumnya punya 1 lot, EX stock-split jadi punya 5 lot. Tapi harga saham pun cuma jadi 1/5 (seperlima) harga sebelumnya.

      Contoh untuk stock split 1:5 adalah sebagai berikut:

      Sebelum stock-split: 1 lot, harga saham Rp 10.000.
      Setelah (ex) stock-split: 5 lot, harga saham Rp 2.000.

      Jadi nilai Rupiah saham TLKM Bobby tidak berubah.

      Delete
  7. Terima Kasih sebelumnya atas sharing mengenai Right issue ini..

    Dari dulu sampai sekarang saya masih tetep bingung dengan right issue..bagaimana proses/mekanisme dalam menebus rights nya..
    apa bedanya lagi right issue with HMETD dengan tanpa HMETD...

    memusingkan..

    Saya mendukung mas iyan untuk melanjutkan pos selanjutnya..

    Terima Kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih untuk masukan dari anda.

      Kalau Right Issue memusingkan anda, hindari saham yang berencana melakukan right-issue.

      Delete
  8. Ditunggu bagian II nya gan,
    Ane udah ga sabar pengen nambah ilmu

    ReplyDelete
  9. Bung Iyan,

    Saya mau bertanya perbedaan right issue dan private placement. Dikarenakan ada kabar BWPT akan right issue dengan harga 411 rasio 1:6 dan AISA private placement di harga 2300.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Right Issue adalah penawaran kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru. Jadi, semua pemegang saham lama punya hak untuk membeli.

      Private placement adalah penjualan saham kepada pihak-pihak tertentu secara "private". Artinya, pihak-pihak lain tidak bisa ikut serta dalam private placement ini.

      Semoga membantu.

      Delete
  10. tolong di lanjut materinya gan .

    thanks

    ReplyDelete
  11. Bung Iyan,
    Tentang rights issue wskt baru - baru ini,saya baca di media online

    PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menerbitkan saham baru melalui mekanisme rights issue. Total saham yang diterbitkan sebanyak 4,07 miliar dengan harga eksekusi di kisaran Rp 1.300 sampai Rp 1.650 per saham.

    Mengutip prospektus ringkas perseroan, rasio rights issue BUMN konstruksi ini 100.000: 32.385 sampai 41.104. Artinya setiap 100.000 pemegang saham lama berhak atas 32.385 hingga 41.104 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Setiap HMETD berhak atas satu saham baru dengan harga pelaksanaan di kisaran Rp 1.300-Rp 1.650 per saham.

    Berdasarkan jadwal sementara, tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD alias cum-right di pasar reguler dan pasar negosiasi adalah 17 Juni 2015.

    Sedangkan, tanggal mulai diperdagangkannya saham dengan HMETD alias ex-right di pasar reguler dan pasar negosiasi diperkirakan akan berlangsung pada 18 Juni 2015. Harga rata-rata saham WSKT mulai Januari-April 2015 ada di kisaran Rp 1.757 per saham.

    Namun, pada harga saham perseroan sebelum di suspend Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/4) adalah Rp 1.720 per saham. Dengan asumsi harga saham tetap bertengger di level Rp 1.720 per saham pada saat ex-right, maka, harga teoritis saham WSKT jika harga eksekusi Rp 1.300 per saham adalah Rp 1.597-Rp 1.617 per saham.

    Namun, jika harga rights issue Rp 1.650 per saham, maka harga teoritis WSKT pasca rights issue sekitar Rp 1.699-Rp 1.702 per saham.

    pertayaanya saya
    1.apakah yang harus saya lakukan apakah mengambil hak atau tidak dan bagaimana untung/ruginya?
    2.bagaimana cara memesan Hak kita?
    3.berapa harga wskt pasca right issue ?apakah tetap di 1720 atau di kisaran 1597 - 1702 (dari bacaan di atas)?jika 1597 - 1702 berarti kita rugi dong?

    bung Iyan saya masih pemula dan kebetulan hanya wskt yang saya pegang 50 lot.tolong dibantu dan dijelasin tentang teks diatas dan apa yang harus saya lakukan.
    terima kasih

    ReplyDelete
  12. Bung Sigombo,

    Harga teoritis WSKT bisa dipastikan HANYA pada tanggal CUM RIGHT saat bursa sudah tutup. Artinya, kita menghitung harga teoritis hari berikutnya (EX RIGHT) dengan menggunakan harga CLOSE pada tanggal CUM RIGHT.

    (Kalau anda belum tahu arti Cum dan Ex, silahkan baca pos "Arti Istilah 'Cum' dan 'Ex' Dividen.")

    Dengan kata lain, sebelum CUM RIGHT kita TIDAK AKAN TAHU harga teoritis EX RIGHT karena harga saham bergerak naik-turun.

    Yang biasa terjadi adalah sebagai berikut:

    setelah PENGUMUMAN RESMI harga pelaksanaan (Exercise) Right, kalau harga saham saat itu DI ATAS harga Exercise, harga saham akan TURUN mendekati harga Exercise. Tapi kebalikannya, kalau harga saham saat itu DI BAWAH harga Exercise, harga saham biasanya TIDAK NAIK mendekati harga Exercise.

    Menjawab pertanyaan anda:

    1. Ini tergantung anda. Kalau anda adalah investor jangka panjang, ada baiknya anda menebus Right.

    2. Pada saat Ex Right, anda akan mendapatkan Right sesuai rasio kepemilikan saham pada hari Cum Right.

    Kalau anda tidak mau menebus Right ini, Right tersebut bisa anda jual pada hari-hari Right diperdagangkan.

    Kalau anda ingin menebus Right ini, anda bisa lakukan sampai dengan hari terakhir Right diperdagangkan.

    Untuk detil cara menebus atau menjual Right, silahkan tanyakan ke broker anda.

    3. Sudah saya jawab di atas.

    Semoga membantu.

    ReplyDelete
  13. pak Iyan,
    Beberapa hari ini ADHI lagi heboh masalah RI yang dibawah harga pasar.
    Mengakibatkan harga saham nya anjlok
    menurut pak Iyan apakah kepanikan pasar beralasan?
    apa memang nanti setelah ADHI benar2 melakukan RI, harga saham saat itu akan langsung mengikuti harga RI nya
    terimakasih sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. pak Erwin,

      Right Issue biasanya memang DI BAWAH harga pasar pada saat itu.

      Dan pergerakan ADHI, menurut saya, adalah pergerakan normal untuk saham yang sedang merencanakan Right Issue.

      Untuk pemula, sebaiknya HINDARI saham yang sudah diberitakan akan Right Issue.

      Mengapa?

      Karena volatilitas (gejolak) biasanya naik, dan kalau salah posisi, bisa rugi lumayan dalam waktu singkat.

      Biasanya, harga saham akan mendekati harga Exercise Right Issue sampai saat Right Issue berlangsung. Kata kunci di sini adalah "biasanya." "Biasanya" kan tidak berarti PASTI.

      Ada trik dan tips untuk main saham Right Issue. Suatu hari akan saya jelaskan pada lanjutan pos "Right Issue" ini.

      Delete
  14. Pak Iyan

    sebelumnya salam kenal, nama saya chandra.

    Saya mau menanyakan terkait RI saham BABP dimana memiliki rasio 5:2 dengan harga penebusan rightnya 100/ saham (diatas harga pasar).

    Saat ini saya mempunyai 6200 lot saham babp. Apabila pada close cum date(2 oct 15) harga 71. Pada saat ex date (5 oktober) apakah status saham babp saya akan berubah jumlah lotnya dan harganya juga atau bagaimana?

    Karena saya masih belum mengerti hitung2an delusinya seperti apa.

    Terimakasih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Adidjaya,

      1. Jumlah saham anda TIDAK BERUBAH pada hari EX. Tapi anda akan mendapatkan Right sejumlah rasio (2 Right untuk setiap 5 saham yang anda punya.)

      2. Kalau harga tebus (exercise) Right DI BAWAH harga saham terakhir, harga teoritis EX Right bisa dihitung dan harga tersebut TURUN dibanding harga penutupan hari CUM.

      Tapi berhubung harga tebus BABP=100 adalah DI ATAS harga close Cum date (seperti contoh anda di atas) = 71, harga teoritis EX Right adalah NAIK DI ATAS 71. Tapi itu hampir tidak pernah terjadi. Yang biasanya terjadi adalah harga Ex Right tetap di 71.

      Semoga membantu.

      Delete
    2. Sebelumnya terimakasih pak iyan. Tapi ada sedikit lg yang mau saya tanya. Jika memang after ex date tidak berubah, jika babp ini memakai RInya untuk expansi apakah ada kemungkinan naik ke 100? Karena tanggal penjualan BABP-R nya cukup panjang. Dari tanggal 9 oktober sampai 24 november.

      Delete
    3. Kalau anda tanya saya "apakah mungkin," jawaban saya: mungkin.

      Tapi berapa besar kemungkinan BABP naik ke 100 selama proses RI?

      Menurut saya: kemungkinan kecil.

      Mengapa?

      Karena emiten yang RI di atas harga pasar, tujuan utama adalah mendilusi pemegang saham lain.

      Kok?

      Karena kalau harga saham 71 (seperti contoh yang anda berikan) dan tebus di 100, siapa yang mau menebus? Kan lebih baik beli saja di harga 71 (lebih murah daripada tebus di 100).

      Tapi kalau emiten menebus di 100, logikanya mereka mau harga saham nanti di atas 100. Masalahnya, "nanti" ini berapa lama, kita tidak tahu.

      Delete
  15. Pak Iyan, saya ingin bertanya ttg right issue... Pada right issue, kita punya hak proporsional untuk membeli saham. Misal: saya punya saham ADHI dengan persentase kepemilikan 20%, maka untuk dapat right issue, saya bisa mendapatkan proporsional sebesar 20%.

    Untuk mengetahui berapa persentase kepemilikan saham kita di ADHI (yang 20% tsb), kita melihat dimana Pak? apakah di platform trading disediakan..

    Terima kasih Pak Iyan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anda TIDAK PERLU tahu persen kepemilikan anda pada saham Right Issue.

      Yang perlu anda tahu adalah perbandingan BERAPA saham lama akan mendapat BERAPA Right. Itu saja.

      Misalkan pengumuman Right Issue menyatakan bahwa setiap pemegang 10 saham akan mendapat 1 Right.

      Nah, kalau anda punya 10 lot saham tersebut, anda berhak atas 1 lot Right.

      Delete
    2. Terima kasih pencerahannya Pak Iyan

      Delete
    3. O iya Pak, tapi nanti RI itu bisa menyebabkan dilusi ya Pak..

      Jadi kalau pakai contoh Pak Iyan diatas, maka saya punya 11 lot (CMIIW). nanti dirata-rata dan menghasilkan harga baru atau bagaimana? dan biasanya right kan dijual dibawah harga pasar

      Delete
    4. Detil Right Issue akan saya bahas dalam lanjutan pos di atas.

      Delete
    5. O iya Pak Iyan, saya sekedar ingin tanya saja... Saya rencan mau beli RI krn ada emiten yag mau nerbitkan...

      Saya bingung kenapa ada hmetd dan menerbtikan saham tanpa hmetd.. apa maksudnya dan perbedaan keduanya?

      Delete
    6. Detil perbedaan keduanya saya juga tidak tahu dengan jelas.

      Setahu saya, kalau emiten menerbitkan saham TANPA HMETD berarti sudah ada pihak-pihak tertentu yang mau membeli saham baru tersebut. Jadi, emiten tidak mengharapkan setoran modal dari pemegang saham lama.

      Delete
    7. Oohh.. terima kasih setidaknya saya sudah tahu kulitnya

      Delete
  16. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti akan saya tulis di pos tersendiri. Mohon bersabar.

      Delete
  17. Pak Iyan, apakah ada peraturan OJK, yg mengatur minimal atau batas harga terendah saat cumdate ri? Misalnya minimal harga di Rp 100

    ReplyDelete
  18. syifa Nadhifa,

    Terus terang saya tidak tahu apakah OJK mengatur batas harga terendah Right Issue. Maaf.

    ReplyDelete
  19. Terima kasih pak Iyan..penjelasannya sangat jelas n gamblang sangat memberikan pencerahan..semoga pak Iyan sehat,sukses dan bahagia selalu..

    ReplyDelete
  20. Slamat sore Pak Iyan, saya Fenny ingin bertanya, menurut bapak apakah kelebihan dan kelemahan dari right issue? Baik dari sisi investor maupun perusahaan..
    Terimakasih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Fenny,

      Mohon maaf saya tidak tahu kelebihan dan kelemahan dari Right Issue. Saya hanya memikirkan aksi korporasi (seperti Right Issue) dari kacamata PEMAIN saham.

      Delete
  21. Bung, ditunggu yah kelanjutannya

    ReplyDelete
  22. Right akan akan menjadi saham kalau di-tebus (exercise).

    Jadi, kalau anda mau ESSA-R menjadi ESSA, anda harus menebus ESSA-R di harga exercise Rp 150.

    Kalau tidak ditebus, RIGHT akan hangus setelah masa trading RIGHT berakhir.

    Tentang nilai nominal saham Rp 10,- TIDAK PERLU diperhatikan.

    ReplyDelete
  23. baru tahu saya ellen may begini

    ReplyDelete
  24. Maaf bung iyan, saya agak sedikit bingung dgn contoh di atas. Dibilang "Aletta & Mirnia butuh suntikan modal Rp 60 juta", logikanya kalau mereka lagi butuh suntikan modal baru berarti seharusnya mereka tidak punya duit cukup untuk beli saham baru tersebut? Artinya seharusnya mereka tidak pakai Right Issue tersebut dan melainkan membiarkan orang lain untuk membeli saham baru tersebut?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena "Aletta & Mirnia butuh suntikan modal Rp 60 juta" untuk perusahaan mereka, tidak langsung berarti Aletta dan/atau Mirnia pribadi TIDAK PUNYA duit untuk menambah modal.

      Harus diingat bahwa uang perusahaan dan uang pribadi tidak sama.

      Delete
  25. Salam Mas Iyan,
    Saya mau nanya bgmna cara kita tahu agar emiten sdang melakukan transaksi repo, apakah diumumkan di web idx?
    Soalnya saham² repo itu saya perhatikan smuanya babak belur.. dan JS jg korban repo ini katanya.. salam hormat
    Trmkasih sblmnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya tidak tahu apakah transaski repo diumumkan di web idx. Setahu saya sih tidak ada pengumuman, tapi saya tidak tahu pasti.

      Delete
  26. Halo, Pakdhe Iyan...

    Ditunggu bagian keduanya. :-)

    Terima kasih, Pakdhe. Salam...

    Badung, 27 Oktober 2020

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.